Luka2 Adalah Tanda Sang Juara
Sabtu, 30 Maret 2019
Lembar Questioner
LEMBAR KUESIONER DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Fraktur di Rumah Sakit XXX Tahun 2014
- No.responden : ................................................
- Jeniskelamin : ................................................
- Umur : ................................................
Petunjuk Pengisian
Isilah pernyataan tentang dukungan keluarga dengan memberikan tanda checklist pada kolom yang disediakan, yaitu :
- Selalu : Jika dukungan selalu dilakukan terus-menerus
- Sering : Apabila dukungan sering dilakukan tapi sewaktu-waktu ada saat tidak dilakukan
- Kadang : Apabila dukungan sering tidak dilakukan dari pada dilakukan
- Tidakpernah :Apabila dukungan tidak pernah dilakukan
No.
|
Pernyataan
|
Selalu
|
Sering
|
Kadang-kadang
|
Tidak Pernah
|
DUKUNGAN EMOSIONAL
|
|||||
1.
|
Keluarga memperhatikan kebutuhan pasien sehari-hari selama dirawat
paska operasi fraktur
|
||||
2.
|
Jika keluarga yang
tinggal serumah berhalangan menunggu pasien, maka anggota keluarga lain
bersedia menggantikan untuk mendamping pasien ataupun menemani selama dirawat paska operasi fraktur
|
||||
3.
|
Keluarga bersedia mendengarkan ungkapan perasaan pasien mengenai penyakitnya, seperti bagaimana perasaan pasien setelah menjalani operasi.
|
||||
4.
|
Keluarga memarahi pasien apabila tidak mematuhi
program pengobatan yang dianjurkan dokter ataupun tenaga medis
|
||||
5.
|
Keluarga membiarkan pasien tidak melakukan petunjuk dokter ataupun tenaga medis lainnya karena takut
pasien marah-marah atau tertekan
|
||||
DUKUNGAN INFORMASI
|
|||||
6.
|
Keluarga membiarkan pasien sendiri mencari informasi tentang penyakit dan pengobatannya.
|
||||
7.
|
Keluarga menjelaskan pada pasien tentang perawatan luka setelah operasi,
dosis obat dan waktu meminumnya secara teratur.
|
||||
8.
|
Keluarga bertanya kepada petugas kesehatan tentang kemajuan pemulihan pasien
post operasi.
|
||||
9.
|
Keluarga mencari informasi tentang perawatan paska operasi fraktur dan cara penanganannya, misalnya dengan membaca koran, majalah atau media informasi lainnya.
|
||||
10.
|
Keluarga menyediakan waktu untuk menemani pasien kontrol ke rumah sakit.
|
||||
DUKUNGAN NYATA
|
|||||
11.
|
Keluarga merasa keberatan mengeluarkan dana untuk keperluan operasi pasien.
|
||||
12.
|
Keluarga berusaha untuk mencari kekurangan sarana dan peralatan perawatan yang diperlukan saat pasien dirawat
|
||||
13.
|
Keluarga tidak membawa pasien untuk kontrol pada saat obat habis atau saat pasien terlihat sudah membaik
|
||||
14.
|
Keluarga sangat berperan aktif dalam setiap pengobatan dan perawatan pasien paska operasi
|
||||
15.
|
Keluarga menemani pasien selama dirawat dan menajaga pasien dengan penuh perhatian.
|
||||
DUKUNGAN PENGHARAPAN
|
|||||
16.
|
Keluarga melibatkan pasien dalam kegiatan sehari-hari selama dirawat
|
||||
17.
|
Keluarga memberi pujian jika pasien bersedia patuh minum obat dan proses penyembuhan berjalan baik.
|
||||
18.
|
Keluarga merasa kecewa dan bosan akan penyakit
yang diderita pasien.
|
||||
19.
|
Keluarga sering bosan memberikan motivasi pada pasien untuk berobat dan memberikan semangat pada pasien menjalani kehidupan
|
||||
20.
|
Keluarga berharap tetangga dan lingkungan tidak tahu keadaan pasien
|
PENILAIAN TINGKAT NYERI POST OPERASI FRAKTUR
Anda diminta untuk memberi tanda (checklist) atau melingkari pada angka dibawah ini
untuk mengetahui tingkatan nyeri yang anda alami saat ini :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
SKALA
|
KETERANGAN
|
0
|
Tidak ada nyeri
|
1-3
|
Nyeri ringan
|
4-5
|
Nyeri sedang
|
6-7
|
Nyeri berat
|
8-9
|
Nyeri sangat
|
10
|
Nyeri tidak tertahan
|
Laporan Pendahuluan Memindahkan Pasien
LAPORAN PENDAHULUAN
MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR
1. Pengertian:
Adalah kegiatan memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri atau tidak sadar, dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.
2. Tujuan:
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)
1) Alat dan Bahan :
a) Brankar
b) Bantal bila perlu
2) Prosedur :
a) Ikuti protokol standar
b) Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
c) Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/ pasien
d) Silangkan tangan pasien ke depan dada
e) Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
f) Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/ bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
g) Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
h) Atur posisi pasien dan pasang pengaman.
i) Lengkapi akhir protokol dan catat di lembar dokumentasi.
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
BAB II
A. Definisi
Proses kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.
B. Tujuan
1. Melatih otot skeleton untuk mencegah kontraktur atau sindroma disuse muscle,
2. Memberikan kenyamanan,
3. Mempertahankan kontrol diri pasien,
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi,
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)
6. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
7. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik
C. Alat
Kursi roda
D. Langkah
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam kepada pasien
3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien
4. Kaji kondisi klien
5. Bantu klien keposis iduduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci
6. Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga
7. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
8. Regangkan kedua kaki anda
9. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
10. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien
11. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
12. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
13. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan kursi
14. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong
15. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi roda
16. Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat untuk posisi duduk
17. Posisikan klien pada posisi yang dipilih
18. Observasi klien untuk menentukan respon terhadap pemindahan.Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
19. Tutup salam sebelum meninggalkan klien setelah selesai melakukan tindakan
20. Cuci tangan
21. Catat prosedur dalam catatan keperawatan klien.
2. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke brankart
A. Pengertian
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.
B. Tujuan
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll).
C. Alat dan Bahan
1. Brankart
2. Bantal bila perlu
D. Prosedur
1. Ikuti protokol standar
2. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
3. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
4. Silangkan tangan pasien ke depan dada
5. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
6. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
7. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
8. Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
9. Lengkapi akhir protocol
E. Pelaksanaan
1. Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari brankar,
2. Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk kenyamanan dan privacy,
3. Minta pasien untuk memfleksikan(nunduk) leher jika memungkinkan dan meletakkan kedua tangan menyilang di atas dada,
4. Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama meletakkan kedua tangan di bawah bagian dada dan leher, perawat kedua di bawah pinggul, dan perawat ketiga di bawah kaki pasien,
5. Condongkan tubuh kedepan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Perawat pertama memberikan instruksi kemudian angkat pasien secara bersama-sama dari tempat tidur dan pindahkan ke brankar,
6. Buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar pengaman brangkar atau kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azis Alimul Hidayat. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
DiposkanolehLaaMiLiiee, di 08:09
http://milieline.blogspot.com/2011/04/kdm-ii-memindahkan-pasien-ke-kursi-roda.html diakses pada tanggal 29 Maret 2019pukul 07:47,
2. http://skepalir2010.blogspot.com/2011/10/memindahkan-pasien-dari-tempat-tidur-ke.html diakses pada tanggal 28 Maret 2019 pukul 11:07,
3. http://smkkesehatansumbawabarat2.blogspot.com/2010/10/memindahkan-pasien-dari-tempat-tidur-ke_251.html diaksespadatanggal27 Maret 2019 pukul 17:52
Rabu, 27 Maret 2019
Kanulasi Intra Vena (Infus)
Laporan
Pendahuluan (LP)
Kanulasi Intra Vena (Pemasangan Infus)
1.
Definisi
Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh
melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
cairan, mineral, elektrolit atau zat-zat makanan dari tubuh.
2.
Tujuan
a.
Mempertahankan
atau menggantikan cairan tubuh yang hilang, cairan infus mengandung
air, elektrolit, vitamin, protein lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral
b.
Memperbaiki
volume komponen- komponen darah
c.
Memperbaiki
keseimbangan asam basa
d.
Memberikan
jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
3.
Indikasi
Pemasangan
a.
Keadaan
emergency yang memungkinkan pemberian obat langsung kedalam Intra Vena (IV)
b.
Untuk
memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat
c.
Pasien
yang mendapatkan terapi obat dalam
dosis besar secara terus-menerus melalui
Intra Vena (IV)
d.
Pasien
yang mendapatkan tranfusi darah
e.
Upaya
profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar
dengan resiko perdarahan, dipasang jalur infuse Intra Vena (IV) untuk persiapan
jika terjadi syok)
f.
Upaya
profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya dehidrasi dan syok,
sebelum pembuluh darah kolaps sehingga
tidak dapat dipasang jalur infuse
g.
Untuk
menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi
Intra Muskuler (IM)
4.
Kontra
indikasi
a.
Inflamasi
(bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infuse
b.
Daerah
lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt)pada tindakan hemodalis (cuci darah)
c.
Obat-obatan
yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat
5.
Komplikasi
a.
Infiltrasi:
larinya cairan kedalam jaringan sub cutan,
penyebabnya adalah jarum meleset dari vena
b.
Phlebitis
: inflamasi pada pembuluh darah penyebabnya adalah trauma
mekanik dari jarum kateter, trauma kimia , dari
larutan septic yang terkontaminasi, memakai
cairan hipertonik (osmolaritas terlalu tinggi), satu
jarum dipakai jangka panjang dan menusuk jarum infus pada vena kecil
c.
Thrombus
: penggumpalan darah penyebabnya adalah trauma jaringan oleh jarum infus
d.
Embolus
: adanya udara dalam sirkulasi, penyebabnya
adalah Thrombus dipaksa keluar dan bersirkulasi di dalam darah dan udara
masuk ke pembuluh darah melalui jalur infus
e.
Speed
shock : reaksi tubuh terhadap substansi yang disuntikan kedalam sirkulasi
terlalu cepat penyebabnya adalah infus cairan kedalam sirkulasi terlalu cepat
f.
Overload
cairan : kondisi yang disebabkan ketika volume cairan yang diinfuskan melebihi kebutuhan cairan tubuh penyebabnya adalah volume yang diinfuskan terlalu cepat
g.
Infeksi
: penyebabnya adalah penggunaan
teknik yang tidak steril dalam memulai infus, kurang
perawatan, larutan IV terkontaminasi
6.
Faktor-
faktor
yang mempengaruhi kebutuhan cairan antara lain;
a.
Umur
b.
Iklim/ temperatur suhu
c.
Diet
d.
Stress
e.
Kondisi
Sakit
f.
Tindakan
Medis
g.
Pengobatan
h.
Pembedahan
7.
Perhitungan
tetesan infuse
Infus Set Dewasa :
• 1 cc = 15 tetes (otsuka)
• 1 cc = 20 tetes (terumo)
a.
Difusi
: proses ketika materi partikel padat, berpindah
dari
daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah sehingga
distribusi partikel di dalam
cairan menjadi
merata.
b.
Osmosis
: perpindahan pelarut murni melalui membran
semipermeabel yang berpindah
dari
larutan yang memiliki
konsentrasi solut tinggi.
c.
Filtrasi
: suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat
larut secara
bersamaan, sebagai
respons terhadap adanya tekanan cairan.
d.
Transport
aktif : suatu
mekanisme mengenai sel-sel yang mengabsorbsi glukosa & substansi-substansi lain untuk
melakukan aktifitas metabolik.
9. Pemilihan
letak vena
a. Vena metakarpal (memudahkan pergerakan
tangan).
b. Vena basilika atau sefalika.
c. Vena fossa antekubital, mediana, basilika,
atau sefalika untuk pemasangan infus yang singkat saja.
10. Prosedur Pemasangan Infus
a.
PERSIAPAN
ALAT (baki beralas berisi) :
1)
Infus
set steril
2)
Jarum
infus sesuai ukuran
3)
Cairan
infus
4)
Kassa
steril dan kapas lidi steril pada tempatnya
5)
Pinset
6)
Betadin
7)
Kom
berisi kapas alkohol 70 %
8)
Korentang
dalam tempatnya
9)
Perlak
dan pengalas
10)
Lampu
sorot/ penerang
11)
Toniquet
12)
Plester
13)
Gunting
plester
14)
Bidai
bila perlu
15)
Handschoen
16)
Bengkok
17)
Standart
infus
18)
Sampiran/
sketsel
19)
Tempat
sampah medis dan nonmedis
20)
Jam
tangan
21)
Alat
tulis
22)
Lembar
observasi cairan
23)
Larutan
clorin
24) Lembar perstujuan
b. Persiapan Pasien Dan Lingkungan Pasien:
1)
Manjelaskan maksud dan tujuan tindakan
2)
Menjelaskan prosedur tindakan
3)
Meminta persetujuan pasien
4)
Menyiapkan pasien pada posisi yang tepat
c.
Persiapan Lingkungan:
1)
Menutup korden / jendela
2)
Memasang sampiran / sketsel
3)
Mempersiapkan penerangan
4)
Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar
d.
Pelaksanaan:
1)
Mencuci tangan
2)
Menutup kran aliran infus
3)
Menghubungkan selang infus
dengan botol infus (sebelumnya tutup botol debersihkan dengan alkohol
70%)***
4)
Menggantungkan botol infus pada standart infuse
5)
Membuka kran pada selang infus untuk mengalirkan cairan kedalan
bengkok dan mengeluarkan udara(ujung jarum / selang infus jangan menyentuh
bengkok)
6)
Menutup kran kembali
7)
Menyiapkan plester
8)
Memakai hendschoen
9)
Memasang perlak dan pengalas
10) Menyalakan
lampu sorot untuk penerangan
11) Memilih
letak vena yang akan di tusuk
12) Memasang
toerniquet
13) Meminta
klien untuk mengepal tangan dan membuka genggaman untuk mengisi vena
14) Membbersihkan
area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%
15) Menusukkan
jarum ke area vena dengan lubang jarum menghadap ke atas
16) Bila
darah sudah nampak tourniquet dilepas genggaman dibuka
17) Memasukkan
jarum secara perlahan
18) Hubungkan
ujung selang infus dengan pangkal jarum
(perhatikan jangan sampai ada udara yang masuk)
19) Buka kra untuk mengalirkan cairan infus
20) Bila
tetesan lancar lakukan fiksasi
21) Berikan
betadin pada tempat insersi dengan menggunakan kapas lidi
22) Menutup
tempat insersi dengan kassa steril (menggunakan pinset)
23) Berikan
fiksasi
24) Menghitung
tetesan infus
25) Mengatur
posisi/ bagian tubuh yang terpasang infus bila perlu pasang bidai
26) Pasien
dirapikan
27) Peralatan
dibereskan
28) Cuci
tangan dalam larutan clorine,melepas sarung tangan dengan keadaan terbalik
29) Cuci
tangan
30) Mendokumentasikan
: jenis cairan, jumlah tetesan, dan waktu pemasangan
31) Memberikan
edukasi ke pasien:
a)
Jangan memainkan kran alian infus
b)
Tidak boleh menarik selang
c)
Tidak boleh terlalu banyak bergerak
d)
Jika cairan tidak menetes, nyeri atau merasa tidak nyaman segera menghubungi
perawat
e.
HASIL:
1)
Tempat tusukan tepat
2)
Tetesan lancar
3)
Tidak terjadi hematom
4)
Sterilitas terjaga
5)
Klien merasa nyaman
Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan dokumentasi






