We Are Health Enthusiast

Melayani Layanan Kesehatan, Khususnya Keperawatan dgn Profesional dan Ekslusive.

Find Out More Contact Langsung

Our Services

Homecare

Layanan kesehatan, khususnya keperawatan yang hadir ke rumah Anda. Seperti; rawat luka, ganti verban, pasang kateter/selang makan, cek tensi, gula darah, asam urat kolesterol.

Read More

Sunat/ Khitan

Layanan sunat/khitan modern dg metode terbaik(Superring, circle clamp, cauter/laser, manual) untuk buah hati Anda, bayi, anak, dewasa, gemuk, berkebutuhan khusus. Pelayanan profesional, private dan berpengalaman.

Read More

Boost Vitamin

Layanan infus/ injeksi vitamin C/B-12 ke rumah anda, dibawah delegasi tenaga medis/fasyankes dan dilakukan dg profesionalisme.

Read More

Rekam Medis Eleketronik (RME)

Dengan menggandeng vendor penyedia RME SIKDA OPTIMA dari pt.Tekno Kayo Int, kami menyediakan RME terintegrasi Pcare BPJS, JKN Mobile, JAK-SEHAT, Satusehat Kemenkes dan Komdigi.

Read More

Recent Work

Sabtu, 30 Maret 2019

james hettfield

james hettfield

Global Earth Hour

Global Earth Hour

#globalearthhour

paduka.id mendukung gerakan matikan lampu 20:30-21:30 #globalearthhour2019 sat/30-03-2019

Lembar Questioner

Lembar Questioner

LEMBAR KUESIONER DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Fraktur di Rumah Sakit XXX Tahun 2014


  • No.responden : ................................................
  • Jeniskelamin : ................................................
  • Umur : ................................................

Petunjuk Pengisian
Isilah pernyataan tentang dukungan keluarga dengan memberikan tanda checklist pada kolom yang disediakan, yaitu :

  • Selalu : Jika dukungan selalu dilakukan terus-menerus
  • Sering : Apabila dukungan sering dilakukan tapi sewaktu-waktu ada saat tidak dilakukan
  • Kadang : Apabila dukungan sering tidak dilakukan dari pada dilakukan
  • Tidakpernah :Apabila dukungan tidak pernah dilakukan

No.
Pernyataan
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah

DUKUNGAN EMOSIONAL




1.
Keluarga memperhatikan kebutuhan pasien sehari-hari selama dirawat paska operasi fraktur




2.
Jika keluarga yang tinggal serumah berhalangan menunggu pasien, maka anggota keluarga lain bersedia menggantikan untuk mendamping pasien ataupun menemani selama dirawat paska operasi fraktur




3.
Keluarga bersedia mendengarkan ungkapan perasaan pasien mengenai penyakitnya, seperti bagaimana perasaan pasien setelah menjalani operasi.




4.
Keluarga memarahi pasien apabila tidak mematuhi program pengobatan yang dianjurkan dokter ataupun tenaga medis




5.
Keluarga membiarkan pasien tidak melakukan petunjuk dokter ataupun tenaga medis lainnya karena takut
pasien marah-marah atau tertekan





DUKUNGAN INFORMASI




6.
Keluarga membiarkan pasien sendiri mencari informasi tentang penyakit dan pengobatannya.




7.
Keluarga menjelaskan pada pasien tentang perawatan luka setelah operasi, dosis obat dan waktu meminumnya secara teratur.




8.
Keluarga bertanya kepada petugas kesehatan tentang kemajuan pemulihan pasien post operasi.




9.
Keluarga mencari informasi tentang perawatan paska operasi fraktur dan cara penanganannya, misalnya dengan membaca koran, majalah atau media informasi lainnya.




10.
Keluarga menyediakan waktu untuk menemani pasien kontrol ke rumah sakit.





DUKUNGAN NYATA




11.
Keluarga merasa keberatan mengeluarkan dana untuk keperluan operasi pasien.




12.
Keluarga berusaha untuk mencari kekurangan sarana dan peralatan perawatan yang diperlukan saat pasien dirawat




13.
Keluarga tidak membawa pasien untuk kontrol pada saat obat habis atau saat pasien terlihat sudah membaik




14.
Keluarga sangat berperan aktif dalam setiap pengobatan dan perawatan pasien paska operasi




15.
Keluarga menemani pasien selama dirawat dan menajaga pasien dengan penuh perhatian.





DUKUNGAN PENGHARAPAN




16.
Keluarga melibatkan pasien dalam kegiatan sehari-hari selama dirawat




17.
Keluarga memberi pujian jika pasien bersedia patuh minum obat dan proses penyembuhan berjalan baik.




18.
Keluarga merasa kecewa dan bosan akan penyakit yang diderita pasien.




19.
Keluarga sering bosan memberikan motivasi pada pasien untuk berobat dan memberikan semangat pada pasien menjalani kehidupan




20.
Keluarga berharap tetangga dan lingkungan tidak tahu keadaan pasien






PENILAIAN TINGKAT NYERI POST OPERASI FRAKTUR


Anda diminta untuk memberi tanda (checklist) atau melingkari pada angka dibawah ini
untuk mengetahui tingkatan nyeri yang anda alami saat ini :

       0      1      2     3     4     5     6     7     8     9     10

Keterangan :
SKALA
KETERANGAN
0
Tidak ada nyeri
1-3
Nyeri ringan
4-5
Nyeri sedang
6-7
Nyeri berat
8-9
Nyeri sangat
10
Nyeri tidak tertahan




Laporan Pendahuluan Memindahkan Pasien

Laporan Pendahuluan Memindahkan Pasien

LAPORAN PENDAHULUAN
MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR

1. Pengertian:
Adalah kegiatan memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri atau tidak sadar, dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

2. Tujuan:
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)
1) Alat dan Bahan :
a) Brankar
b) Bantal bila perlu
2) Prosedur :
a) Ikuti protokol standar
b) Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
c) Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/ pasien
d) Silangkan tangan pasien ke depan dada
e) Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
f) Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/ bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga  meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
g) Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
h) Atur posisi pasien dan pasang pengaman.
i) Lengkapi akhir protokol dan catat di lembar dokumentasi.
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM




BAB II

1. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda

A. Definisi
Proses kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.

B. Tujuan
1. Melatih otot skeleton untuk mencegah kontraktur atau sindroma disuse muscle,
2. Memberikan kenyamanan,
3. Mempertahankan kontrol diri pasien,
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi,
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)
6. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
7. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik

C. Alat
Kursi roda

D. Langkah
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam kepada pasien
3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien
4. Kaji kondisi klien
5. Bantu klien keposis iduduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45  derajat terhadap tempat tidur, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci
6. Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga
7. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
8. Regangkan kedua kaki anda
9. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
10. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien
11. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
12. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
13. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan kursi
14. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong
15. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi roda
16. Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat untuk posisi duduk
17. Posisikan klien pada posisi yang dipilih
18. Observasi klien untuk menentukan respon terhadap pemindahan.Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
19. Tutup salam sebelum meninggalkan klien setelah selesai melakukan tindakan
20. Cuci tangan
21. Catat prosedur dalam catatan keperawatan klien.

2. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke brankart
A. Pengertian
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri,  atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

B. Tujuan     
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll).

C. Alat dan Bahan
1. Brankart
2. Bantal bila perlu

D. Prosedur
1. Ikuti protokol standar
2. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
3. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
4. Silangkan tangan pasien ke depan dada
5. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
6. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga  meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
7. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
8. Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
9. Lengkapi akhir protocol

E. Pelaksanaan
1. Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari brankar,
2. Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk kenyamanan dan privacy,
3. Minta pasien untuk memfleksikan(nunduk) leher jika memungkinkan dan meletakkan kedua tangan menyilang di atas dada,
4. Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama meletakkan kedua tangan di bawah bagian dada dan leher, perawat kedua di bawah pinggul, dan perawat ketiga di bawah kaki pasien,
5. Condongkan tubuh kedepan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Perawat pertama memberikan instruksi kemudian angkat pasien secara bersama-sama dari tempat tidur dan pindahkan ke brankar,
6. Buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar pengaman brangkar atau kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh pasien.



DAFTAR PUSTAKA

1. Azis Alimul Hidayat. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
DiposkanolehLaaMiLiiee, di 08:09
http://milieline.blogspot.com/2011/04/kdm-ii-memindahkan-pasien-ke-kursi-roda.html diakses pada tanggal 29 Maret 2019pukul 07:47,
2. http://skepalir2010.blogspot.com/2011/10/memindahkan-pasien-dari-tempat-tidur-ke.html diakses pada tanggal 28 Maret 2019 pukul 11:07,
3. http://smkkesehatansumbawabarat2.blogspot.com/2010/10/memindahkan-pasien-dari-tempat-tidur-ke_251.html  diaksespadatanggal27 Maret 2019 pukul 17:52



Rabu, 27 Maret 2019

Kanulasi Intra Vena (Infus)

Kanulasi Intra Vena (Infus)


Laporan Pendahuluan (LP)
Kanulasi Intra Vena (Pemasangan Infus)

1.      Definisi
Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan, mineral, elektrolit atau zat-zat makanan dari tubuh.

2.      Tujuan
a.       Mempertahankan atau menggantikan cairan tubuh yang hilang, cairan infus mengandung air, elektrolit, vitamin, protein lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral
b.      Memperbaiki volume komponen- komponen darah
c.       Memperbaiki keseimbangan asam basa
d.      Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh

3.      Indikasi Pemasangan
a.       Keadaan emergency yang memungkinkan pemberian obat langsung kedalam Intra Vena (IV)
b.      Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat
c.       Pasien yang mendapatkan terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui Intra Vena (IV)
d.      Pasien yang mendapatkan tranfusi darah
e.       Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan resiko perdarahan, dipasang jalur infuse Intra Vena (IV) untuk persiapan jika terjadi syok)
f.       Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya dehidrasi dan syok, sebelum  pembuluh darah kolaps sehingga tidak dapat dipasang jalur infuse
g.      Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi Intra Muskuler (IM)

4.      Kontra indikasi
a.       Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infuse
b.      Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt)pada tindakan hemodalis (cuci darah)
c.       Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat

5.      Komplikasi
a.       Infiltrasi: larinya cairan kedalam jaringan sub cutan, penyebabnya adalah jarum meleset dari vena
b.      Phlebitis : inflamasi pada pembuluh darah penyebabnya adalah trauma mekanik dari jarum kateter, trauma kimia , dari larutan septic yang terkontaminasi, memakai cairan hipertonik (osmolaritas terlalu tinggi), satu jarum dipakai jangka panjang dan menusuk jarum infus pada vena kecil
c.       Thrombus : penggumpalan darah penyebabnya adalah trauma jaringan oleh jarum infus
d.      Embolus : adanya udara dalam sirkulasi, penyebabnya adalah Thrombus dipaksa keluar dan bersirkulasi di dalam darah dan udara masuk ke pembuluh darah melalui jalur infus
e.       Speed shock : reaksi tubuh terhadap substansi yang disuntikan kedalam sirkulasi terlalu cepat penyebabnya adalah infus cairan kedalam sirkulasi terlalu cepat
f.       Overload cairan : kondisi yang disebabkan ketika volume cairan yang diinfuskan melebihi kebutuhan cairan tubuh penyebabnya adalah volume yang diinfuskan terlalu cepat
g.      Infeksi : penyebabnya adalah penggunaan teknik yang tidak steril dalam memulai infus, kurang perawatan, larutan IV terkontaminasi

6.      Faktor- faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan antara lain;
a.       Umur
b.      Iklim/ temperatur suhu
c.       Diet
d.      Stress
e.       Kondisi Sakit
f.       Tindakan Medis
g.      Pengobatan
h.      Pembedahan

7.      Perhitungan tetesan infuse



Infus Set Dewasa :
      1 cc = 15 tetes (otsuka)
      1 cc = 20 tetes (terumo)
 




 8. Pergerakan Cairan Tubuh
a.       Difusi : proses ketika materi partikel padat, berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah sehingga distribusi partikel di dalam cairan menjadi merata.
b.      Osmosis : perpindahan pelarut murni melalui membran semipermeabel yang berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solut tinggi.
c.       Filtrasi : suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan, sebagai respons terhadap adanya tekanan cairan.
d.      Transport aktif : suatu mekanisme mengenai sel-sel yang mengabsorbsi glukosa & substansi-substansi lain untuk melakukan aktifitas metabolik.
9.   Pemilihan letak vena
a.       Vena metakarpal (memudahkan pergerakan tangan).
b.      Vena basilika atau sefalika.
c.       Vena fossa antekubital, mediana, basilika, atau sefalika untuk pemasangan infus yang singkat saja.
10. Prosedur Pemasangan Infus
a.       PERSIAPAN ALAT (baki beralas berisi) :
1)      Infus set steril
2)      Jarum infus sesuai ukuran
3)      Cairan infus
4)      Kassa steril dan kapas lidi steril pada tempatnya
5)      Pinset
6)      Betadin
7)      Kom berisi kapas alkohol 70 %
8)      Korentang dalam tempatnya
9)      Perlak dan pengalas
10)  Lampu sorot/ penerang
11)  Toniquet
12)  Plester
13)  Gunting plester
14)  Bidai bila perlu
15)  Handschoen
16)  Bengkok
17)  Standart infus
18)  Sampiran/ sketsel
19)  Tempat sampah medis dan nonmedis
20)  Jam tangan
21)  Alat tulis
22)  Lembar observasi cairan
23)  Larutan clorin
24)  Lembar perstujuan
b.      Persiapan Pasien Dan Lingkungan Pasien:
1)      Manjelaskan maksud dan tujuan tindakan
2)      Menjelaskan prosedur tindakan
3)      Meminta persetujuan pasien
4)      Menyiapkan pasien pada posisi yang tepat
c.       Persiapan Lingkungan:
1)      Menutup korden / jendela
2)      Memasang sampiran / sketsel
3)      Mempersiapkan penerangan
4)      Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar
d.      Pelaksanaan:
1)      Mencuci tangan
2)      Menutup kran aliran infus
3)      Menghubungkan selang infus  dengan botol infus (sebelumnya tutup botol debersihkan dengan alkohol 70%)***
4)      Menggantungkan botol infus pada standart infuse
5)      Membuka kran pada selang infus untuk mengalirkan cairan kedalan bengkok dan mengeluarkan udara(ujung jarum / selang infus jangan menyentuh bengkok)
6)      Menutup kran kembali
7)      Menyiapkan plester
8)      Memakai hendschoen
9)      Memasang perlak dan pengalas
10)  Menyalakan lampu sorot untuk penerangan
11)  Memilih letak vena yang akan di tusuk
12)  Memasang toerniquet
13)  Meminta klien untuk mengepal tangan dan membuka genggaman untuk mengisi vena
14)  Membbersihkan area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%
15)  Menusukkan jarum ke area vena dengan lubang jarum menghadap ke atas
16)  Bila darah sudah nampak tourniquet dilepas genggaman dibuka
17)  Memasukkan jarum secara perlahan
18)  Hubungkan ujung selang infus dengan  pangkal jarum (perhatikan jangan sampai ada udara yang masuk)
19)  Buka  kra untuk mengalirkan cairan infus
20)  Bila tetesan lancar lakukan fiksasi
21)  Berikan betadin pada tempat insersi dengan menggunakan kapas lidi
22)  Menutup tempat insersi dengan kassa steril (menggunakan pinset)
23)  Berikan fiksasi
24)  Menghitung tetesan infus
25)  Mengatur posisi/ bagian tubuh yang terpasang infus bila perlu pasang bidai
26)  Pasien dirapikan
27)  Peralatan dibereskan
28)  Cuci tangan dalam larutan clorine,melepas sarung tangan dengan keadaan terbalik
29)  Cuci tangan
30)  Mendokumentasikan : jenis cairan, jumlah tetesan, dan waktu pemasangan
31)  Memberikan edukasi ke pasien:
a)      Jangan memainkan kran alian infus
b)      Tidak boleh menarik selang
c)      Tidak boleh terlalu banyak bergerak
d)      Jika cairan tidak menetes, nyeri atau merasa tidak nyaman segera menghubungi perawat
e.       HASIL:
1)      Tempat tusukan tepat
2)      Tetesan lancar
3)      Tidak terjadi hematom
4)      Sterilitas terjaga
5)      Klien merasa nyaman
Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi  respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan dokumentasi

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Berpengalaman
Sejak tahun 2000
Private Services
Layanan Ekslusif Dirumah
Profesional
Ramah Anak
Kolaboratif
Semangat Kerja Sama

Pricing

Bebas Biaya
GRATISS

Free Of Charge

  • Khusus Anak Yatim
  • Metode Terbaik
  • Tanpa Jarum Suntik
  • Tanpa Verban
  • Dimonitor hingga sembuh
  • 24/7 Support
Rp. 0 /Anak
Valuabel Paket
750K

Standart

  • Metode Terbaik/ Cauter
  • Tanpa Jarum Suntik
  • Tanpa Verban
  • Minim Sakit
  • 24/7 Support
Rp. 750.000 /Anak
Premium
1500K

Advanced

  • Metode Superring
  • Tanpa Jarum Suntik
  • Tanpa Verban
  • Langsung Mandi
  • 24/7 Support
Rp. 1.500.000 /Anak
Best
2500K

Champion

  • Metode Superring/ Circle Clamp
  • Tanpa Jarum Suntik
  • Tanpa Verban
  • Langsung Mandi
  • 24/7 Support
  • Home Visit Ke Rumah
Rp. 2.500.000 /Anak

Contact

Talk to us

Segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

Address:

Kel. Bahagia, Kec. Babelan, Bekasi, West Java.

Work Time:

24/7 full support

Phone:

+62817-810-810

Form Booking Layanan