Halaman

Sumber Fitnah

Sumber Fitnah

Para ulama yang ilmunya tinggi biasanya punya sikap yang cukup melegakan dan agama jadi mudah dalam persepektif mereka.

Tapi orang awam yang terbatas ilmunya, seringkali terjebak dengan ritual dan aturan yang terkesan kaku.

Kira-kira mirip kebijakan Nabi SAW dalam shalat tahajud vs shalat lima waktu. Banyak riwayat valid yang memastikan Nabi SAW tahajudnya sampai bikin kaki jadi bengkak.

Rupanya beliau membaca 3 surat paling panjang yaitu Al-Baqarah, Ali Imran dan An-Nisa, semua sekaligus hanya dalam satu rakaat.

Sungguh luar biasa kualitas ibadah Beliau. Maka banyak para shahabat yang begitu dengar khabar bahwa Nabi SAW shalatnya amat panjang, langsung ingin praktek.

Lucunya prakteknya bukan sendirian, tapi 'main paksa' kepada banyak orang.

Salah satunya Mu'adz bin Jabal. Waktu mengimami jamaah di masjid, mungkin beliau lagi tinggi suasana ruhiyahnya, surat Al-Baqarah dibacanya sampai selesai sambil jadi imam.

Wah hebat dan keren sekali dong. Walaupun tidak sampai 3 surat, tapi bisa baca Al-Baqarah sampai selesai itu sesuatu banget. Itu equivalen dengan 2,5 juz lho.

Tapi . . .

Bukan dapat pujian dari Nabi Saw, malah langsung disemprot habis-habisan. Mu'adz dimarahi sampai dituduh oleh Nabi SAW sebagai tukang bikin fitnah.

Lho kok gitu sih Nabi? Shahabat ingin praktekkan ibadah yang berkualitas kok malah dimarahi. Bukankah Nabi SAW sendiri shalatnya jauh lebih lama dan panjang?

Ini ada apa sebenarnya?

Ternyata meski tahajud Nabi SAW itu panjang dan lama, tapi semua itu Beliau lakukan hanya sendirian. Tidak ngajak-ngajak orang, bahkan Aisyah istrinya pun tidak diajak.

Tidak ada cerita nyuruh-nyuruh orang, apalagi main paksa. Juga tidak pamer update-update status di tengah malam. Sama sekali tidak.

Tapi Mu'adz baca Al-Baqarah kok dimarahi?

Ternyata waktu itu Mu'adz lagi jadi imam shalat Isya. Tempatnya di masjid yang banyak jamaahnya. Kontak semua dongkol dalam hati. Malah sampai ada satu jamaah yang mufaroqoh, lalu lapor kepada Nabi Saw.

Orang shalat kok dilaporkan? Salahnya apa? Jangan-jangan si pelapor ini orang munafik? Yahudi yang menyusup atau liberalis atau Syiah, atau . . . .

Ternyata tidak, laporan bahwa Mu'adz jadi imam kelamaan itu diterima oleh Nabi. Yang melapor tidak dipersalahkan. Dan tindakannya bermufaroqoh dari shalat jamaah malah dibenarkan dalam syariat.

Padahal itu kan berarti dia membatalkan shalat berjamaah yang wajib lho itu. Tidak ikut shalat jama'ah kan diancam rumahnya mau dibakar oleh Nabi. Lha ini kok malah keluar dari shalat berjama'ah?

Mu'adz sebagai Imam itu salahnya apa? Kok yang salah justru Mu'adz?

Jelas sekali duduk perkaranya. Kalau untuk diri sendiri, mau ibadah sampai jungkir balik sih terserah saja. Bebas dan fine-fine saja. Sak karepmu Mas, kata orang Jogja. Seterah Luh, kata orang Betawi.

Tapi . . .

Tapi jangan sekali-kali kita mengukur orang lain dengan ukuran standar kita pribadi. Jangan dan jangan.

Dalam barisan shalat Isya' itu kan ada orang tua, anak-anak, orang sakit, orang yang punya hajat dan lainnya. Jangan baca Al-Baqarah juga lah.

Apakah kamu mau jadi biang fitnah wahai Muaz?

أفتان أنت يا معاذ؟

Copypaste dari fb ust.ahmad sarwat.LC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel