Halaman

LP Varicella




LAPORAN PENDAHULUAN
KASUS VARICELLA

2019
A.    Pengertian
Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chickenpox.
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta, 2000).

B.    Anatomi Fisiologi

1.   Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :
a.       Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.
b.      Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap.
c.       Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis.
d.      Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.

  1. Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit dari pada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut.
a.       Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.
b.      Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
c.       Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.
d.      Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
e.       Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenis.
C.   Etiologi
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.
D.   Manifestasi Klinis
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1.      Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2.      Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela neonatal sekitar 30%. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Adapun tanda dan gejalannya:
                  1.            Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.
                  2.            Pusing.
                  3.            Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.
                  4.        Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar).
                  5.            Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan.

Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala. Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.
Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan abses.

E.    Patofisiologi
Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster. Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu, lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini. Varicella pada umumnya menyerang anak-anak; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak, pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.
F.    Pathway

G.   Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan varicella dapat dilakukan beberapa test, yaitu :
1.      Tzanck smear
Preparat diambil dari discraping dasar vesikel yang masih baru, kemudian diwarnai dengan pewarnaan hematocylin-eosin, giemsa’s wright’s, toulidine blue atau papanicopalaou’s. Dengan menggunakan mikroskop cahaya akan dijumpai multinucleatid giant cells. Pemeriksaan ini sensitifitasnya 84%, dimana test ini tidak dapat membedakan antara varicella zoster dan herpses simpleks virus.
2.      Direct Fluorescent Assay (DFA)
Preparat diambil dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah berbentuk krusta, dimana pemeriksaan ini kurang sensitif. Hasil pemeriksaan ini lebih cepat dan membutuhkan mikroskop fluorescence. Test ini dapat menemukan antigen virus varicella zoster, dimana test ini dapat membedakan antara varicella zoster dan herpses simpleks virus.
3.      Polymerase Chain Reaction (PCR)
Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sensitif. Metode ini dapat digunakan dalam berbagai jenis preparat seperti scraping dasar vesikel dan apabila sudah berbentuk krusta dapat jugan digunakan sebagai preparat. Sensitifitasnya berkisar 97-100%, dimana test ini dapat menemukan nucleic acid dari virus varicella zoster.
4.      Biopsi kulit
Hasil pemeriksaan hispatologis ditemukan adanya vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada dermis bagian atas ditemukan adanya lympocytic infiltrate.

H.   Penatalaksanaan
1.      Antivirus dan Asiklovir
Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita leukemia atau     penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.
2.      Antipiretik dan untuk menurunkan demam
a.       Parasetamol atau ibuprofen.
b.      Jangan berikan aspirin pada anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.
3.      Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4.      Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.
5.      Dapat diberikan bedak atau losion pengurang gatal (misalnya losion kalamin).
6.      Hindari kontak dengan penderita dan tingkatkan daya tahan tubuh.
7.      Imunisasi imunoglobulin Varicella Zoster
a.       Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan terjadinya cacar air. Bila diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
b.      Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa saat sebelum atau sesudah melahirkan
I.      Fokus Pengkajian Keperawatan
                  1.            Pengkajian
a.       Aktivitas / Istirahat
Tanda : penurunan kekuatan tahanan
b.      Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan.Tanda : ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.
c.       Makan/cairan
Tanda : anorexia, mual/muntah
d.      Neuro sensori
Gejala : kesemutan area bebas Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi corneal, kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan
e.       Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.
f.       Keamanan
Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit.
g.       Data subjektif
Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala.
h.      Data Objektif :
1)      Integumen : kulit hangat, pucat dan adanya bintik-bintik kemerahan pada kulit yang berisi cairan jernih.
2)      Metabolik : peningkatan suhu tubuh.
3)      Psikologis : menarik diri.
4)      GI  : anoreksia.
5)      Penyuluhan / pembelajaran : tentang perawatan luka varicela.
                  2.            Masalah yang lazim muncul pada klien
a.       Kerusakan integritas kulit
b.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c.       Nyeri akut
d.      Hipertermi
J.    Fokus Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
1
Kerusakan integritas kulit
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis

Batasan karakteristik :
·         Gangguan pada bagian tubuh
·         Kerusakan lapisa kulit (dermis)
·         Gangguan permukaan kulit (epidermis)
Faktor yang berhubungan :
Eksternal :
·         Hipertermia atau hipotermia
·         Substansi kimia
·         Kelembaban udara
·         Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint)
·         Immobilitas fisik
·         Radiasi
·         Usia yang ekstrim
·         Kelembaban kulit
·         Obat-obatan
Internal :
·         Perubahan status metabolik
·         Tulang menonjol
·         Defisit imunologi
·         Faktor yang berhubungan dengan perkembangan
·         Perubahan sensasi
·         Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
·         Perubahan status cairan
·         Perubahan pigmentasi
·         Perubahan turgor (elastisitas kulit)
NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Kriteria Hasil :
·         Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
·         Tidak ada luka/lesi pada kulit
·         Perfusi jaringan baik
·         Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
·         Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC : Pressure Management
·         Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
·         Hindari kerutan padaa tempat tidur
·         Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
·         Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
·         Monitor kulit akan adanya kemerahan
·         Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
·         Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
·         Monitor status nutrisi pasien
·         Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik :
·         Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
·         Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
·         Membran mukosa dan konjungtiva pucat
·         Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
·         Luka, inflamasi pada rongga mulut
·         Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
·         Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
·         Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
·         Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
·         Miskonsepsi
·         Kehilangan BB dengan makanan cukup
·         Keengganan untuk makan
·         Kram pada abdomen
·         Tonus otot jelek
·         Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
·         Kurang berminat terhadap makanan
·         Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
·         Diare dan atau steatorrhea
·         Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
·         Suara usus hiperaktif
·         Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
NOC :
  Nutritional Status : food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
·         Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
·         Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
·         Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
·         Tidak ada tanda tanda malnutrisi
·         Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Nutrition Management
·         Kaji adanya alergi makanan
·         Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
·         Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
·         Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
·         Berikan substansi gula
·         Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
·         Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
·         Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
·         Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
·         Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
·         Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
·         BB pasien dalam batas normal
·         Monitor adanya penurunan berat badan
·         Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
·         Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
·         Monitor lingkungan selama makan
·         Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama jam makan
·         Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
·         Monitor turgor kulit
·         Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
·         Monitor mual dan muntah
·         Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
·         Monitor makanan kesukaan
·         Monitor pertumbuhan dan perkembangan
·         Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
·         Monitor kalori dan intake nuntrisi
·         Catat adanya edema,
3
Nyeri akut 
Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :
·         Laporan secara verbal atau non verbal
·         Fakta dari observasi
·         Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
·         Gerakan melindungi
·         Tingkah laku berhati-hati
·         Muka topeng
·         Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
·         Terfokus pada diri sendiri
·         Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
·         Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
·         Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
·         Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
·         Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
·         Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
NOC :
·         Pain Level,
·         Pain control,
·         Comfort level
Kriteria Hasil :
·         Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
·         Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
·         Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
·         Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
·         Tanda vital dalam rentang normal
Pain Management
·         Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
·         Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
·         Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
·         Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
·         Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
·         Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
·         Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
·         Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
·         Kurangi faktor presipitasi nyeri
·         Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
·         Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
·         Ajarkan tentang teknik non farmakologi
·         Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
·         Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
·         Tingkatkan istirahat
·         Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
·         Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
·         Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
·         Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
·         Cek riwayat alergi
·         Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
·         Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
·         Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
·         Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
·         Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
·         Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
·         Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
4
Hipertermia

Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal

Batasan Karakteristik:
·         kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal
·         serangan atau konvulsi (kejang)
·         kulit kemerahan
·         pertambahan RR
·         takikardi
·         saat disentuh tangan terasa hangat

Faktor faktor yang berhubungan :
·           penyakit/ trauma
·           peningkatan metabolisme
·           aktivitas yang berlebih
·           pengaruh medikasi/anastesi
·           ketidakmampuan/penurunan
·           kemampuan untuk berkeringat
·           terpapar dilingkungan panas
·           dehidrasi
·           pakaian yang tidak tepat
NOC : Thermoregulation
Kriteria Hasil :
·         Suhu tubuh dalam rentang normal
·         Nadi dan RR dalam rentang normal
·         Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
NIC : Fever treatment
·         Monitor suhu sesering mungkin
·         Monitor IWL
·         Monitor warna dan suhu kulit
·         Monitor tekanan darah, nadi dan RR
·         Monitor penurunan tingkat kesadaran
·         Monitor WBC, Hb, dan Hct
·        Monitor intake dan output
·        Berikan anti piretik
·        Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
·        Selimuti pasien
·        Lakukan tapid sponge
·        Berikan cairan intravena
·        Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
·        Tingkatkan sirkulasi udara
·        Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation
·         Monitor suhu minimal tiap 2 jam
·         Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
·         Monitor TD, nadi, dan RR
·         Monitor warna dan suhu kulit
·         Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
·         Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
·         Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
·         Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
·         Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan
·         Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan
·         Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
·         Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
·         Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
·         Catat adanya fluktuasi tekanan darah
·         Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
·         Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
·         Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
·         Monitor kualitas dari nadi
·         Monitor frekuensi dan irama pernapasan
·         Monitor suara paru
·         Monitor pola pernapasan abnormal
·         Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
·         Monitor sianosis perifer
·         Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
·         Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
5
Resiko Infeksi

Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen

Faktor-faktor resiko :
·         Prosedur Infasif
·         Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen
·         Trauma
·         Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
·         Ruptur membran amnion
·         Agen farmasi (imunosupresan)
·         Malnutrisi
·         Peningkatan paparan lingkungan patogen
·         Imonusupresi
·         Ketidakadekuatan imum buatan
·         Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
·         Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)
·         Penyakit kronik
NOC :
·         Immune Status
Knowledge : Infection control
·         Risk control
Kriteria Hasil :
·         Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
·         Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya
·         Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
·         Jumlah leukosit dalam batas normal
·         Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC : Infection Control (Kontrol infeksi)
·         Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·         Pertahankan teknik isolasi
·         Batasi pengunjung bila perlu
·         Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
·         Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
·         Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
·         Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
·         Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·         Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
·         Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
·         Tingktkan intake nutrisi
·         Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
·         Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·         Monitor hitung granulosit, WBC
·         Monitor kerentanan terhadap infeksi
·         Batasi pengunjung
·         Saring pengunjung terhadap penyakit menular
·         Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
·         Pertahankan teknik isolasi k/p
·         Berikan perawatan kuliat pada area epidema
·         Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
·         Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·         Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·         Dorong masukan cairan
·         Dorong istirahat
·         Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·         Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·         Ajarkan cara menghindari infeksi
·         Laporkan kecurigaan infeksi
·         Laporkan kultur positif


Daftar Pustaka

Tarwoto dan Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2011. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Nurarif, Amin Huda dkk. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC 2013. Mediaction:Yogyakarta
Tarwoto dan Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel